“Penurunan ini diharapkan dapat mendongkrak penjualan rumah hingga 20%,” ujar Wakil Ketua Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah Bidang Humas, Promosi, dan Publikasi Dibya K Hidayat di sela-sela pembukaan REI Expo ke-2 di Mal Paragon, kemarin. Menurutnya, sebelumnya suku bunga KPR rata-rata di atas 10%.
Dibya mencatat penjualan rumah sepanjang tahun 2016 mencapai 450 unit. Jumlah tersebut cukup jeblok dan meleset dari target. Penurunan ini di prediksi akan berdampak pada penjualan semua segmen. “Kontribusi terbesar pada rumah komersial di kelas menengah, yaitu rumah dengan kisaran harga antara Rp200 juta hingga Rp500 juta,” katanya. Menurut Dibya, kelas menengah merupakan market menjanjikan.
Terkait kebijakan tersebut, pihak pengembang mengaku siap dari sisi pembangunan. Meski begitu, situasi ini diimbangi pula dengan kondisi politik sehingga berdam pak pula pada perekonomian. “Kami dari tahun-tahun sebelumnya sudah siap dengan booming properti,” ujarnya. REI Expo ke-2 yang digelar mulai 15-26 Februari ini diikuti oleh 16 pengembang perumahan menengah ke atas.
Pameran kali ini ditargetkan dapat menjual hingga 70 unit rumah. Wakil Ketua Bidang Perbankan Real Estate Indonesia (REI) DPD Jawa Tengah Wibowo Tedjo Sukmono menambahkan sudah ada beberapa bank yang menerapkan kebijakan ini. “Konsumen memiliki banyak pilihan untuk mengajukan KPR.
Diharapkan pula penjualan unit rumah terus meningkat,” ujar Marketing Manager Graha Candi Golf tersebut. Dia optimistis penjualan perumahan membaik di tahun ini. Pelaksanaan Tax Amnesty sudah berlangsung akan memberikan dampak bagi dunia properti. “Namun, kami belum bisa menentukan target dilihat dari dua pameran di awal tahun ini,” ucapnya.